Prosedur rekonstruksi di bidang urologi merupakan teknik operasi yang sering dilakukan. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengembalikan bentuk dari saluran kencing yang rusak atau cacat. Selain mengembalikan struktur anatomis, perlu juga dipastikan bahwa organ yang telah direkonstruksi tersebut dapat memiliki fungsi yang normal. Tindakan rekonstruksi dapat dilakukan pada saluran kemih bagian atas, salurang kemih bagian bawah, dan juga pada alat kelamin pria. Setiap tindakan dilakukan dengan indikasi yang berbeda dengan pertimbangan yang juga berbeda.
Salah satu prosedur yang paling sering dilakukan di bidang rekonstruksi urologi adalah rekonstruksi uretra. Tindakan ini diindikasikan misalnya pada kasus penyempitan saluranĀ kencing (striktur uretra) yang dapat terjadi akibat trauma, infeksi kronis, maupun komplikasi prosedur operasi. Infeksi saluran kemih yang tidak tertatalaksana dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan struktural berupa penyempitan uretra. Beberapa teknik operasi yang melewati saluran kemih seperti operasi pengangkatan batu dapat menimbulkan komplikasi penyempitan uretra. Teknik operasi yang digunakan harus disesuaikan dengan lokasi dan derajat keparahan penyakit itu sendiri. Selain itu, rekonstruksi uretra bisa juga digunakan untuk memperbaiki saluran kencing yang rusak akibat trauma penis.
Rekonstruksi lain yang juga sering dilakukan adalah pembuatan kandung kemih baru. Tindakan ini biasanya dilakukan pada pasien dengan tumor atau kelainan lain yang perlu dilakukan pengangkatan kandung kemih. Kandung kemih baru selanjutnya dapat dibuat dari usus halus. Operasi lain yang lebih jarang seperti rekonstruksi ukuran maupun bentuk penis yang bengkok juga dapat dilakukan oleh spesialis urologi. Bentuk penis yang bengkok misalnya, selain akibat kelainan bawaan, dapat juga disebabkan oleh penyakit jaringan ikat yang mengganggu proses ereksi. Kelainan bentuk ini terkadang selain mengganggu secara estetik, dapat juga mengganggu proses koitus. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan operasi sesuai dengan indikasi.